Sebutlah namanya Zaghi. Atlet basket ini sedang gelisah, segelisah bola basket yang ia pantulkan berulang-ulang ke lantai gymnasium tempat ia sekarang berada. Sendirian, ia lewati malam di tempat itu. Sudah dua jam pertandingan usai. Ingatannya kembali pada saat-saat pertandingan masih berlangsung. Zaghi melihat satu sosok di salah satu bangku penonton. Sosok yang dulu sempat mendatangkan kenangan ‘indah’ dalam hidupnya. Sebuah kerinduan diam-diam mengalir dalam hatinya. Kerinduan yang seharusnya tidak boleh ada. Dengan payah Zaghi melangkahkan kaki menuju ruang ganti. Pergumulan dalam batinnya tak kunjung reda. Pengenalannya kini yang semakin sempurna akan Islam tidak memberikannya tempat sedikitpun untuk menyimpan cinta sebelum ikatan suci pernikahan diikrarkan. Dengan keras..Zaghi meninju tembok dihadapannya. Satu cara yang biasa ia lakukan untuk mengusir kegelisahan. “Allah...inilah hamba-Mu yang berusaha mendekat kepada-Mu..ringankan langkah hamba Ya Rabb” Zaghi yang kini sedang rapuh itu menangis.
***
Karan gelisah. Peluh didahinya kian menambah kesan akan sesuatu yang dahsyat sedang berkecamuk dalam batinnya. Berbaring ditempat tidurnya, Karan menerawang. Dinginnya malam tidak mampu mengurangi gerah suasana hatinya. Kajian keislaman yang tadi sore diikutinya memberikan bekas yang sangat jelas. Disampaikan padanya janji-janji Allah akan pemuda yang mampu mengendalikan hawa nafsunya. Betapa Karan sangat ingin mendapatkan kemuliaan itu. Saat yang sama Karan pun bergidik. Teringat ia akan ancaman Allah pada manusia-manusia yang memperturutkan hawa nafsunya. Karan membalikkan tubuhnya kekanan dan kekiri, masih gelisah. Kehidupan yang dijalaninya kini benar-benar mengujinya. Teman-teman wanita di lingkungan tempat ia bekerja kerap mengusik fitrah laki-lakinya.
***
Hembusan nafas Riffat terdengar berat. Terlihat jelas ia sedang gelisah. Betapa sulitnya hidup di
***
Di tiga tempat yang berbeda. Tiga lelaki yang sempat dihinggapi kegelisahan, kini mulai tenang. Di tempat tidur mereka masing-masing, mereka menutup harinya. Entah bagaimana bisa terjadi, tiga lelaki yang tidak mengenal satu dengan yang lain mengucapkan doa yang sama “Ya Rabb..izinkan hamba menjadi lelaki shalih”. Serentak mereka menutup matanya.
judulnya agak aneh dan provokatif!
tp isinya indah dan santun :)