<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d20262286\x26blogName\x3ddeepheart\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://punyahasan.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://punyahasan.blogspot.com/\x26vt\x3d1302758872242214304', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Menyapa Jiwa

Jiwa…
Assalamu’alaykum..Bagaimana kabarmu di dalam sana? Baik-baik sajakah ? izinkan aku menyapamu sejenak pagi ini. Moga bisa mendekatkan dirimu dan diriku


Akhir pekan kemarin cukup melelahkan ya?! Aku tahu kau merasakannya juga. Berdua kita melakukannya semua. Entah tanpa dirimu betapa kelelahan yang aku rasakan akan sedahsyat apa. Tanpa kuminta kau rela menanggung setengah kelelahanku. Terimakasih ya Jiwa.

Jiwa…Kau tahu, betapa dirimu begitu kubutuhkan. Saat kepala terasa berat karena amanah ini, kau yang mengusapnya. Usapan itu pun meringankan bebanku. Kau juga pernah menghiburku saat kakiku berhenti melangkah. Saat itu ingin sekali aku menepi dari jalan ini. Kaki ini begitu lelah jiwa ! dan tatapanmu menyadarkanku bahwa perjalanan ini harus kuselesaikan..

Sungguh Jiwa..betapa nyaman ketika diriku dekat dengan dirimu. Ingatkah dirimu satu kenangan saat diriku begitu jauh dengan dirimu. Kenangan yang kuharapkan tidak pernah akan terulang lagi.Saat itu kita begitu jauh. Aku menyapamu dan kau hanya menatapku sekilas, lalu memalingkan wajah. Ada apa jiwa? Adakah sebagian akhlakku yang tidak kau sukai? adakah terucap kata yang tidak engkau ridhai?.

Pagi kau palingkan wajahmu dariku. Siang kau masih diam. Bahkan menjelang Isya pun kau semakin menjauh. Menjelang shubuh aku pun berdiri menghadap Sang Khalik, berusaha merayu-Nya, agar berkenan membuatmu bicara lagi denganku. Tak lama kemudian, kau pun berbisik: ”Bisa kita bicara akhi?”.

Tumpahlah semua keluhanmu padaku. Keluhan atas perbuatan yang kemarin aku lakukan sepanjang hari. Betapa kau tidak suka jika aku menelantarkan tilawahku. Karena itu berarti menelantarkan dirimu. Betapa kau begitu kecewa jika aku memanjakan pandanganku. Melihat semua yang diinginkan tanpa pernah berfikir bahwa kau begitu tersiksa..

Oh Jiwa..mendapatkan maaf darimu adalah satu-satunya hal yang kuinginkan saat itu. Izinkan aku memperbaiki semuanya. Jangan berhenti menemaniku Jiwa. Usap kepala ini saat beban begitu berat. Tatap aku lagi Jiwa, jika kaki ini mulai lemah ingin berhenti. Tetap temani aku Jiwa.

0 Responses to “Menyapa Jiwa”

Post a Comment



© 2006 deepheart | Blogger Templates by GeckoandFly.
No part of the content or the blog may be reproduced without prior written permission.
Learn how to make money online | First Aid and Health Information at Medical Health